PERAN
GURU DALAM PENDIDIKAN DI ABAD 21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Globalisasi menjadi nuansa
kehidupan di awal abad 21 ini. Globalisasi yang memenangkan sesuatu yang serba
cepat, mudah, dan praktis. Munculnya layanan antar atau delivery order, gojek online, perbankan online, dan penjualan tiket
online merupakan bagian fenomena globalisasi yang selalu ditawarkan dalam
periklanan yang massif dan terus menerus. Media promosi pun mulai bergeser dari
spanduk, baliho, pamflet, dan televisi menuju media yang menggunakan internet dan membentuk jejaring atau network.
Di
awal abad 21 ini, internet mendominasi sumber informasi. Informasi yang dapat
diperoleh dari internet jumlahnya hampir tidak terbatas dan dapat diperoleh
setiap saat. Informasi dalam bentuk apapun bisa diperoleh dengan mudah, cepat
dan . Tidak hanya yang positif secara
etika, yang negatif pun juga sama mudahnya.
Kenyataan bahwa segala
sesuatu yang cepat, mudah, dan praktis menjadi pilihan masyarakat tidak dapat ditolak
kenyataannya. Apapun produk barang dan jasa yang dikehendaki masyarakat
haruslah cepat penyajiannya, mudah mendapatkannya dan praktis penggunaannya.
Lembaga pendidikan
dalam hal ini sekolah pun terkena imbasnya. Pendidikan haruslah menjadi
pendamping kemajuan zaman. Sekolah pun juga harus menyesuaikan dengan itu.
Namun apakah juga harus ikut-ikutan menjadi seperti layanan antar-jemput yang
selalu online dan siaga 24 jam sehari.
Jika demikian apakah tidak menjerumuskan profesi guru menjadi seperti pelayan. Akan
tetapi jika masih mempertahankan cara-cara konvensional tentunya akan tidak
diminati dan tersingkir.
Guru akan dituntut
untuk berperan beda sekaligus lebih jauh dalam menjankan tugasnya. Jika guru
sebagai sumber informasi, sudah pasti sangat terbatas dan kalah jauh dibanding
internet. Informasi yang diperoleh dari guru pun tidak dapat setiap saat
diperoleh. Tidak bisa 24 jam sehari, 7 (tujuh) hari seminggu. Ini bisa menjadi tantangan
keberadaan guru yang menggunakan cara-cara konvensional. Meskipun nampaknya tidak mungkin
menghilangkan profesi guru untuk selama-lamanya.
1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan
yang dirumuskan dalam penulisan ini sebagai berikut :
1. Apakah
peran guru dalam pendidikan untuk menjaga eksistensinya menghadapi tren
pendidikan di abad 21?
2. Kecakapan
apa sajakah yang harus dikuasai oleh guru untuk memperkuat perannya di abad 21?
1.3
Tujuan
Penulisan makalah ini
bertujuan untuk :
1.
mengetahui peran yang dilaksanakan oleh
guru dalam pendidikan untuk menjaga eksistensinya menghadapi tren pendidikan di
abad 21,
2.
mengetahui kecakapan yang harus dikuasai
oleh guru untuk memperkuat perannya di abad 21.
1.4
Manfaat
Penulisan ini
diharapkan bermanfaat untuk :
1. Guru
Sebagai dorongan untuk meningkatkan
kecakapan sehingga dapat berperan lebih strategis dalam menghadapi pendidikan
abad 21.
2. Sekolah
Sebagai saran untuk menyediakan
fasilitas bagi guru dalam meningkatkan kompetensinya dan melaksanakan
pembelajaran menghadapai pendidikan abad 21.
3. Pengawas
Sebagai saran untuk menjadi
mediator dan fasilitator yang produktif untuk memberikan bantuan yang memadai
dan terarah bagi guru dan sekolah dalam menghadapi pendidikan abad 21.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Tuntutan Kecakapan Abad 21
Sebuah modul berjudul
“Getting Started” yang ditulis oleh Tim Pengajaran Intel, kerjasama Intel Corporation
dan Institute of Computer Technologi (ICT), menggambarkan bahwa tren pada abad
21 di tempat kerja masing-masing, para pekerja akan melakukan pekerjaan dengan :
1.
menganalisa, mengubah, dan menciptakan informasi,
2.
bekerjasama dengan rekan kerja untuk menyelesaikan masalah dan
membuat keputusan,
3.
mengerjakan berbagai tugas rumit dengan menggunakan teknologi
canggih.
Selanjutnya tren di rumah-rumah abad 21, setiap keluarga dapat :
1.
menikmati hiburan dengan menonton, menciptakan, dan berpartisipasi
di berbagai media,
2.
membuat keputusan untuk membeli sesuatu dengan mencari informasi
di Internet, dan
3.
saling berhubungan dengan teman dan keluarga melalui berbagai
macam teknologi.
Perkembangan di
tengah masyarakat abad ke-21, mengantarkan penduduk pada suatu bentuk kebiasaan
berupa:
1.
menggunakan Internet untuk selalu mengetahui berita lokal,
nasional, dan internasional,
2.
berkomunikasi dan mengajak yang lain mengikuti pendapat mereka
dengan mempergunakan berbagai macam teknologi, dan
3. mematuhi peraturan-peraturan pemerintah tanpa meninggalkan rumah
mereka.
Masih dalam modul yang
sama di sebutkan bahwa sekolah di abad 21, murid-murid atau siswa akan memiliki
tugas dan kebiasaan untuk :
1. mengerjakan tugas-tugas rumit dan
penuh tantangan yang mengharuskan mereka berpikir tentang pelajaran secara
mendalam dan mengatur cara belajar mereka sendiri,
2. bekerjasama dengan teman, guru, dan
para pakar dalam tugas-tugas penting dengan menggunakan pemikiran tingkat
tinggi, dan
3. menggunakan teknologi untuk membuat
keputusan, memecahkan masalah, dan menciptakan gagasan baru.
Bedasarkan
pernyataan-pernyataan di atas dapat diambil garis besar bahwa yang tampak pada tren
abad 21 pada setiap individu dalam
rutinitasnya akan:
1.
menggunakan teknologi canggih sebagai
penunjang utama aktivitas,
2.
menggunakan internet sebagai sumber
informasi dan hiburan, dan
3.
membangun jejaring (network) dengan
siapa pun untuk bekerja sama.
2.2
Keinginan Masyarakat di Abad 21
Kebutuhan masyarakat
diabad 21 relatif cepat bertambah dibanding pada masa-masa sebelumnya. Kebutuhan
yang semula terbatas pada sandang, pangan dan papan kini semakin meluas.
Masyarakat saat ini sudah menganggap pendidikan dan kesehatan sebagai kebutuhan
primer. Bahkan pendidikan menjadi prioritas dengan semakin diminatinya
sekolah-sekolah dengan program pembelajaran yang berbeda dan dipercaya mampu
memberikan ketrampilan dan nilai yang baik.
Masyarakat lebih menginginkan
pendidikan bagi anak-anaknya ke sekolah yang mampu memberikan life skill yang memadai. Mereka
cenderung memilih sekolah kejuruan dibandingkan sekolah umum dengan alasan
cepat dan mudah bekerja setelah lulus. Mereka lebih memilih sekolah dengan
fasilitas yang lebih lengkap yang dipercaya mampu menghasilkan lulusan yang
pandai dan terampil. Bagi sebagian masyarakat biaya sekolah tidak menjadi
masalah namun tidak demikian bagi sebagian yang lain.
Perkembangan teknologi
dan penggunaannya yang semakin meluas menciptakan hal-hal baru. Munculnya
pusat-pusat industri dimulai dari penemuan dan penerapan teknologi baru yang
menjadikan produksi barang dan jasa lebih mudah dan murah. Jumlah dan jenis pekerjaan baru semakin besar
dan bermacam-macam. Kebutuhan tenaga kerja dengan berbagai bidang keahlian baru
dan tawaran gaji besar menjadi tantangan
sekaligus daya tarik yang menggiurkan.
Hasil-hasil teknologi digunakan
masyarakat untuk berbagai keperluan sehari-hari. Alat komunikasi tidak hanya
sekedar untuk berbicara atau mengirim pesan tetapi juga menjadikan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari semakin cepat, mudah dan praktis. Untuk membayar kebutuhan
sehari-hari, uang konvensional sudah terdesak dengan uang elektronik, karena
lebih mudah untuk bertransaksi. Media informasi konvensional seperti koran tergeser
oleh media informasi online. Ini karena penyajiannya dalam bentuk lebih ringkas,
online dan real time yang dapat
ditampilkan di computer maupun gadget.
2.3
Guru
di Abad 21
Abad ke-21 sangat kental dengan
nuansa globalisasi. Arus globalisasi yang begitu deras saat ini dikhawatirkan
dapat menggerus kearifan lokal Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan yang
diberikan kepada siswa pada abad ke-21 harus sangat kontekstual, baik dari segi
ruang maupun waktu. (Yuniarti, 2015)
Sebuah makalah yang ditulis Lestari
Dewi (2013) menyimpulkan bahwa peran guru dimasa silam cukup sederhana dimana
keterampilan baca tulis dan numerasi dasar merupakan tujuan utama pendidikan.
Standar untuk guru di abad kesembilan belas lebih ditekankan pada bagaimana
mereka menjalani kehidupan pribadi dari pada kemampuan profesionalnya,
perubahan yang cepat selama abad kesembilan belas menentukan banyak elemen
sistem pendidikan yang kita miliki saat ini.
Pada abad kesembilan belas dan awal abad ke dua puluh, maksud pendidikan
meluas dengan pesat, dan peran guru mendapat banyak dimensi tambahan serta
tantangan-tantangan dalam mengajar.
Undang-undang
Nomor 14 tahun 2015 menyebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Undang-undang ini menegaskan bahwa
peran guru adalah sebagai pendidik yang profesional.
Kriteria
guru yang professional telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor
74 tahun 2018 pasal 2. Tertulis didalamnya bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat asmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan uraian di
atas, peran utama guru adalah sebagai pendidik yang professional. Guru adalah pendidik
yang memiliki persyaratan tertentu sebagai pengakuan terhadap kompetensinya.
Guru juga harus mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat memahami karakter dan
mampu membimbing peserta didik sesuai tujuan pendidikan.
Dalam modul “Get
Started” dituliskan bahwa di abad ke-21 pembelajaran berpusat pada siswa (student centris). Ini berbeda dengan
cara tradisional di mana pembelajaran berpusat pada guru (teacher centris). Keduanya mempunyai pendekatan berbeda baik dalam
isi, instruksi, lingkungan kelas, penilaian, dan teknologi. (Anonim.2007).
Guru berperan membantu
para siswa untuk mencapai tingkat partisipasi penuh di masyarakat. Guru juga harus memusatkan perhatian pada
kecakapan-kecakapan di abad ke-21, dan membantu para siswa beradaptasi terhadap
perubahan sosial dan teknologi.
Guru menjalankan
tanggung jawab pribadi dan fleksibilitas sebagai pribadi, di tempat kerja, dan berhububungan
dengan masyarakat; menetapkan standar dan tujuan yang tinggi , dan berupaya mencapainya
untuk diri sendiri maupun orang lain; serta memaklumi adanya kerancuan atau
perbedaan yang terjadi di sekitarnya (Anonim.2007).Dengan demikian guru harus
memiliki kecakapan akuntabel dan berkemampuan adaptasi.
Guru selalu
berinteraksi dengan peserta didik. Karena itu guru harus mampu memahami,
mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dengan siswa dalam pembelajaran
dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (Anonim.2007).
Untuk itu kecakapan berkomunikasi hendaknya dikuasai oleh guru.
.
Guru harus tidak bersikap egois dan
statis. Guru selalu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada rekan kerja; bersikap terbuka dan responsif
terhadap perspektif baru dan berbeda (Anonim.2007). Akhirnya kreativitas dan
keingintahuan intelektual guru akan berkembang.
Pola
pikir guru hendaknya tidak tersekat pada pemikirandan sudut pandangtertentu. Guru
berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat
pilihan yang rumit; memahami hubungan dan keterkaitan antara sistem (Anonim.2007).
Guru akhirnya akan terbiasa berpikir kritis dan berpikir sistemik.
Guru
tidak hanya mengajar. Aktivitas guru dalam bekerja meliputi menganalisa, mengakses, mengelola,
mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam berbagai bentuk
dan media (Anonim.2007). Untuk itu guru
dituntut tidak buta Informasi dan mampu menggunakan media teknologi.
Guru harus menyadari bahwa dirinya tidak
berdiri sendiri melainkan tergabung dalam sebuah kelompok. Guru harus menunjukkan
kerjasama dalam kelompok dan kepemimpinan. Guru beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan rekan kerja sehingga
menempatkan emosional dan empati pada tempatnya. Guru juga menghormati perspektif
berbeda dari rekan-rekan kerja dan siswanya (Anonim.2007). Dengan demikian guru
harus memiliki kecakapan hubungan interpersonal dan kerjasama
Guru
selalu dihadapkan pada situasi dan suasana yang dinamis. Apalagi cepatnya
perkembangan dan perubahan informasi di abad 21 ini. Bebagai macam bentuk
permasalahan akan muncul di hadapannya (Anonim.2007).
Untuk itu Guru harus mampu menemukenali, menganalisa, dan menyelesaikan masalah
tersebut.
Guru adalah seorang manusia yang pasti
memiliki sifat manusiawi. Di antara sifat manusiawi tersebut adalah menyadari
kekurangan yang ada pada dirinya. Hendaknya guru melakukan refleksi pemahaman
diri dan mempelajari kebutuhan pembelajaran, menemukan sumber-sumber yang
tepat, mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang lainnya (Anonim.2007).
Dengan demikian guru dituntut harus bias bercermin atau merefleksi pada diri pribadi
Guru
harus menyadari bahwa diri sendiri dan lingkungan kerjanya adalah bagian dari
masyarakat. Guru bertanggung jawab dalam bertindak dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat yang lebih besar. Guru menunjukkan selalu berperilaku
etis baik secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan antar masyarakat (Anonim.2007).
Dengan demikian guru dituntut memiliki rasa tanggung jawab sosia.
BAB
III
SIMPULAN
Simpulan yang dapat
dituliskan dari penulisan ini berdasarkan pembahasan di atas sebagai berikut :
1. Peran
guru dalam pendidikan untuk menjaga eksistensinya menghadapi tren pendidikan di
abad 21 adalah sebagai pendidik yang professional dengan memiliki karakter dan
kecakapan yang menyesuaikan perkembangan zaman.
2. Kecakapan
yang harus dimiliki oleh guru untuk
memperkuat perannya di abad 21 adalah : (1) akuntabilitas dan kemampuan
adaptasi, (2) berkomunikasi, (3) kreativitas dan keingintahuan intelektual, (4)
berpikir kritis dan berpikir sistemik, (5) tidak buta informasi dan media
teknologi, (6) hubungan interpersonal dan kerjasama, (7) menemukenali, menganalisa, dan menyelesaikan
masalah, (8) merefleksi diri pribadi, dan (9) rasa tanggung jawab sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim . 2007. Program Pengajaran Intel Getting
Started.
Jakarta : Intel Corporation
Dewi, Lestari. 2013. Pembelajaran Abad Ke-21. http://biologi-lestari.blogspot.co.id/2013/03/pembelajaran-abad-ke-21.html
Kemendiknas. (2008). Peraturan
pemerintah nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta : Kemendiknas
Republik Indonesia.
2005. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Jakarta : Kemendiknas
Yuniarti. 2015. Urgensi Pendidikan Kearifan
Lokal. http://berita.suaramerdeka.
com/smcetak/urgensi-pendidikan-kearifan-lokal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar